BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia menjalani beberapa
proses perjalanan kehidupan. Perjalanan pertamanya adalah kelahiran, kedua
adalah kematian, berikutnya dibangkitkan untuk hidup kembali, dan kemudian
sesudahnya adalah perhitungan amal (hisab). Kelak ada manusia yang beruntung
dan tempat kembalinya adalah syurga, tetapi ada pula manusai yang merugi
sehingga tempatnya adalah neraka. Mereka yang beriman dan beramal shalehlah
yang mendapatkan jaminan kebahagiaan kehidupan diakhirat kelak.
Dalam menjalani kehidupan,
seseorang tentu harus mempersiapkanbekal untuk hari kemudian. Bekalnya adalah
iman, ilmu dan amal shaleh. Keimanan yang disertai amal shaleh akan membawa
keselamatan dan kesejahteraan, baik di dunia maupun diakhirat. Apalagi jika
ditambah dengan perilaku terpuji seperti bertobat (memohon ampun dan tidak
mengulangi kesalahan yang telah diperbuat) , raja’ (menunjukkan sikap menghara
keridhaan Allah), optimis, dinamis, mampu berfikir kritis, dan mampu
mengendalikan diri. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas sifat-sifat
terpuji tersebut yang terdiri dari Tobat dan Raja’.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari tobat dan raja’?
2.
Bagaimana syarat dan cara melakukan toat dan raja’?
3.
Apa manfaat dari tobat dan raja’?
C.
Tujuan
A. Tujuan khusus
1.
Untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas XI
B. Tujuan Umum
1.
Untuk mengetahui pentingnya tobat dan raja’.
2.
Untuk mengetahui manfaat dari tobat dan raja’.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tobat
A.
Pengertian Tobat
Kata tobat berasal dari
bahasa Arab at-taubah, yang kerjanya adalah ruju’, kembali.
Menurut istilah tobat adalah kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan dengan
niat sungguh-sungguh dan berjanji tidak akan pernah mengulangi perbuatan
maksiat tersebut.
Kesimpulannya yaitu Tobat
adalah proses menyadari kesalahan yang telah diperbuat dan berupaya sekuat hati
untuk tidak melakukannya kembali atau permohonan ampun kepada Allah SWT atas
kesalahan (kekhilafan) dan atas perbuatan dosa yang telah dilakukannya.
Hukum bertobat adalah wajib
bagi setiap Muslim atau Muslimat yang sudah mukalafaf (balig dan berakal).
Tobat nasuha adalah tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh atau
semurni-murninya. Tobat semacam inilah yang dinilai paling tinggi.
“Sesungguhnya
Allah itu menyukai orang-orang yang tobat kepada-Nya dan dia menyukai
orang-orang yang membersihkan diri.” (QS Al Baqarah : 222)
B.
Syarat diterimanya Tobat
Tobat dianggap sah dan
dapat menghapus dosa apabila telah memnuhi syarat yang telah ditentukan.
Apabila dosa itu terhadap Allah SWT, maka syarat tobat, yaitu :
1.
Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah diperbuat (nadam)
2.
Meninggalkan perbuatan maksiat itu
3.
Bertekad dan berjanji dengan sungguh-sungguh tidak akan lagi mengulangi
perbuatan maksiat itu.
4.
Mengikuti dengan perbuatan baik. Karena perbuatan baik akan menghapus keburukan
5.
Taubat harus dilakukan seketika itu juga
6.
Taubat harus dilakukan dalam keadaan tidak mempunyai tanggungan ( hutang)
7.
Taubat harus merupakan taubat nashuha
8.
Taubat harus disertai dengan pengakuan dan kesadaran
Namun, apabila dosanya
terhadap sesame manusia, maka syarat tobat selain yang diatas tersebutditambah
dua syarat yaitu:
1.
Meminta maaf terhadap orang yang telah dizalimi (dianiaya) atau dirugikan
2.
Mengganti kerugian setimbang dengan kerugian yang dialaminya, yang diakibatkan
perbuatan zalim atau meminta kerelaanya
Perlu pula disadari dan
diketahui oleh setiap orang yang telah berbuat dosa, bahwa seseorang yang
membaca istigfar (mohon ampunan dosa kepada Allah), tetapi terus-menerusberbuat
dosa, ia akan dianggap telah mengolok-olo Tuhannya. Dem ikian juga seseorang
yang berbuat dosa, dan baru bertobat ketika sakarotul maut” (nyawanya sudah
berada di tenggorokan) maka tobatnya tidak akan diterima Allah.
C. Beberapa
amalan yang dapat menghapus dosa :
1. Berwudhu
2. Mengerjakan shalat fardhu dan shalat jumat
3. Bersujud dalam shalat
4. Mengerjakan puasa ramadhan
5. Mengerjakan shalat taraweh
6. Mengerjakan haji dan umrah
7. Membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat
8. Bersabar dalam penderitaan
9. Mendoakan orang tua
10. Bersedekah
1. Berwudhu
2. Mengerjakan shalat fardhu dan shalat jumat
3. Bersujud dalam shalat
4. Mengerjakan puasa ramadhan
5. Mengerjakan shalat taraweh
6. Mengerjakan haji dan umrah
7. Membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat
8. Bersabar dalam penderitaan
9. Mendoakan orang tua
10. Bersedekah
D. Beberapa Hikmah
taubat
1. Menyebabkan turunnya rahmat dari Allah swt.
2. Membebaskan diri dari kesalahan, melapangkan diri dari kesempitan dan mengalirkan rizki
3. Membersihkan jiwa
4. Meningkatkan keimanan
5. Memberikan kekuatan
1. Menyebabkan turunnya rahmat dari Allah swt.
2. Membebaskan diri dari kesalahan, melapangkan diri dari kesempitan dan mengalirkan rizki
3. Membersihkan jiwa
4. Meningkatkan keimanan
5. Memberikan kekuatan
6. Menghindarkan diri dari azab Allah SWT.
2.2 Raja’
A. Pengertian Raja’
Kata raja’ berasal
dari bahasa Arab yang artinya harapan. Maksud raja’ pada pembahasan ini
ialah mengharap keridhanan Allah SWT dan rahmat-Nya. Rahmat adalah segala
karuni Allah SWT yang mendatangkan manfaat dan nikmat.
Raja termasuk akhlaqul
karimah terhadap Allah SWT yang manfaatnya dapat mempertebal iman dan
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seorang Muslim/Muslimat yang melimpahkan
ampunan Allah, berarti ia mengakui bahwa Allah itu Maha Pengampun. Muslim dan
muslimat yang mengharapkan agar Allah melimpahkan kebahagiaan di dunia dan di
akhirat, berarti ia telah meyakini bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.
Kebalikan dari sifat raja’
ialah berputus harapan terhadap rida dan rahmat Allah SWT. Orang yang berputus
harapan terhadap Allah, berarti ia berprasangka buruk kepada Allah SWT, yang
hukumnya haram dan merupakan ciri dari orang kafir.
Muslimin/Muslimat yang
bersifat raja tentu dalam hidupnya akan bersikao optimis, dianmis, berpikir
kritis dan mengenal diri dalam mengharap keridaan Allah SWT.
1.
Perilaku Optimis
Setiap manusai akan selalu
diuji keimana dan kepribadiannya. Dengan segala kekurangan dan kelebihan
dirinya, manusia senantias menghadapi peluang dan tantangan. Tidak jarang
kegagalan dijumpai dalam usaha keras yang telah dilakukan sepanjang hidupnya.
Bila peluang dan kesempatan telah tersedia, kemudian ditambah dengan modal,
potensi, kekuatan atau kelebihan dirinya, seringkali menimbulkan rasa optimis.
Sebaliknya, apabila kemampuan yang dimiliki kurang memadai, biasanya seorang
mudah merasa pesimis.
Optimis merupakan keyakinan
diri dan salah satu sifat baik yang dianjurkan dalam Islam. Dengan sikap
optimis, seseorang akan bersemangat dalam menjalani kehidupan, baik demi
kehidupan di duni maupun dalam menghadapi kehidupan akhirat kelak. Allah
berfirman dalam surah Ali Imran ayat 139
Artinya : “Janganlah kamu bersifat lemah, dan janganlah pula kamu bersedih
hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu
orang-orang yang beriman.” (QS Ali Imran : 139)
Sikap optimis merupakan
sikap yang harus dimiliki oleh stiap manusia, khususnya seorang muslim. Karena
dengan optimis, seorang muslim akan selalu berusah semaksimal mungkin mencapai
cita-citanya dengan penuh keikhlasan karena Allah tanpa sedikitpun rasa takut
dan khawatir akan mengalami kegagalan.
Hadis
nabi Muhammad menyatakan.yang artinya : “Dari abu hurairah ia berkata, telah
bersabda rasulullah SAW, mukmin yang kuat akan lebih baik dan lebih disukai
oleh Allah daripada mukmin yang lemah, tetapi di tiap-tiap (seorang mukmin) itu
ada kebaikan, beringinlah (optimis) kepada apa-apa yang memberi manfaat.” (HR
Bukhari)
Dari ayat dan hadis
tersebut diatas, kita harus yakin, mantap dan tidak ragu-ragu atau bimbang jika
mempunyai keinginan kuat untuk melaksanakan segala cita-cita yang sesuai dengan
jalan-Nya. Allah tidak menyukaiorang-orang yang berputus asa atau lemah karena
sikap demikian membuka pintu bujuk rayu setan. Akan tetapi, optimis tanpa
perhitungan dan pertimbangan yang tepat juga merupakan sesuatu kekonyolan
(tidak dibenarkan) yang dapat dibenci Allah.
Sikap pesimis merupakan
halangan utama bagi seseorang untuk menerima tantangan. Orang yang pesimis
pasti akan merasa hidupnya selalu penuh dengan kesulitan. Ia selalu merasa
dalam ketidakberdayaan mengahadapi masa depan. Sikap seperti ini sangat dibenci
oleh Islam. Islam sangat mendorong sikap optimis dan mengcam sikap pesimis.
Ada 6 hal yang dapat
membangkitkan sikap optimis dalam kehidupan kita yakni sebagai berikut:
1. Temukan hal-hal positif dari pengalaman
masa lalu
2. Tata kembali target yang ingin kita capai
3. Pecah target yang besar menjadi
target-target kecil yang dapat segera dilihat keberhasilannya.
4. Bertawakal kepada Allah SWT setelah
melakukan ihtiyar
5. Langkah terakhir, kita perlu mengubah
pandangan kita terhadap diri dan kegagalan
6. Yakinkan bahwa Allah SWT akan menolong dan
memberi jalan keluar
Optimisme sangat diperlukan
dalam kehidupan kita sehari-hari guna mencapai sebuah kesuksesan dan
keberhasilan dalm hidup di dunia dan akhirat. Dengan adanya sikap optimisme
dalam diri setiap muslim, kinerja untuk amal akan meningkat dan persoalan yang
dihadapi dapat diselesaikan dengan baik.
Doa, ihtiyar dan tawakal
harus senantiasa mengiringi karena hanya denngan kuasa-Nya apa yang kita
inginkan dapat terwujud. Maka, tumbuhkan selalu sikap optimisme dan harapan
sebagai energi hidup agar tetap menyala, bersemangat, tidak kenal menyerah dan
yang terpenting adalah yakinlah dengan pertolongan Allah SWT.
2.
Perilaku Dinamis
Dinamis dapat diartikan
sebagai satu keadaan yang selalu bergerak, tidak pernah diam, tidak statis.
Seseornag yang dinamis adalah seseorang yang tidak kenal putus asa dalam
mencapaui tujuannya. Sikap dinamis ini memacu manusia pada kemajuan dan
perkembangan. Allah SWT berfirman.
Artinya : “Dan (Dia telah menetapkan) kuda, bagal dan keledai agar kamu
menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang
kamu tidak mengetahuinya.” (QS An Nahl )
Melalui ayat tersebut,
Allah telah mengisyaratkan kepada manusai untuk berfikir, merenung dan
menghasilkan inovasi-inovasi seperti menciptakan tekhnologi mutakhir dan
menjadikan tekhnologi itu sebagai perhiaan, kebanggaan dan kemudahan bagi
manusia. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini.
Artinya : “(1)Demi masa. (2)Sesungguhnya manusia dalam kerugian. (3)Kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dan saling berwasiat dengan
kebenaran, dan berwasiat dengan kesabaran.” (QS Al Asr : 1-3)
Di dalam ayat tersebut,
Allah menyarankan kepada manusia untuk mempergunakan waktunya dengan
sebaik-baiknya. Meskipun waktu itu sangat sempit, apabila dipergunakan dengan
baik niscaya waktu yang sempit itu akan menjadi waktu yang sangat berharga.
Salah satu memanfaatkan
waktu adalah dengan terus berusaha atau berkarya untuk mencapai tujuan, tak
pernah putus asa dan selalu yakin dengan kemampuan yang dimiliki. Manusia
dinamis selalu berkarya tanpa mengenal lelah dan tidak berputus asa dan selalu
yakin dengan kemampuan yang dimiliki. Manusia dinamis terus berkarya tanpa
mengenal lelah dan tidak berputus asa. Firman Allah SWT:
Artinya : “(Sesungguhya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
)Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan salat. Yang mereka
itu tetap mengerjakan salatnya. dan orang-orang yang di dalam hartanya tersedia
bagian tertentu. “ (QS Al Maarij :19-24)
Kesulitan yang dihadapi,
bukan untuk ditakuti atau dihindari. Akan tetapi, kita harus berusaha agar
kesulitan itu menjadi sebuah tantangan dan peluang. Kita harus terus bergerak
dan berusaha untuk kreatif dan inovatif. Allah SWT menyatakan :
Artinya : “…Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila
kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
kerjaan yang lain.” (QS Al Insyirah : 5-7)
Dalam firman Allah SWT yang
lain dinyatakan:
Artinya : “Kebenaran itu adalah dari tuhanmu. Karena itu jangan sekali-kali
engkau tergolong orang yang ragu-ragu.” (QS Al Baqarah : 147)
Manusia yang baik adalah
manusia yang berprestasi lebih baik dari hari kemarin. Dan manusa yang buruk
adalah manusia yang sama, bahkan lebih buruk dari hari kemarin. Maka
berusahalah untuk menjadi manusa yang senantiasa berusaha ke arah kebaikan.
3.
Berpikir Kritis
Allah SWT menciptakan
manusia berbeda dengan makhluk yang lain. Manusai memiliki akal (rasio) dan
rasa sehingga dengan akal itu manusai mampu berfikir dan membedakan antara yang
baik dan yang buruk. Orang yang tidak mau mempergunakan akalnya adalah orang
yang di murkai oleh Allah. Allah SWT memerintahkan agar setiap muslim
senantiasa hati-hati, teliti dan kritis terlebih dahulu sebelum mengambil suatu
tindakan. Allah SWT senantias mengetahui apa yang tersimpan di dalam pikiran
dan perbuatan hambanya, dan dia akan memberi balasan yang setimpal dengan hal
tersebut, baik ataupun buruk
Proses berfikir dan
semangat untuk terus mencari solusi atas suatu permasalahan merupakan sesuatu
yang harus selalu dipelihara. Semua masalah yang timbul dari dalam dan dari
luar merupakan pemicu seseorang agar senantiasa berfikir untuk dapat
menyelesaikan masalahnya tersebut. Berpikir kritis merupakan upaya pendalaman
kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa masalah yang sedang atau
akan terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapoat
memecahkan masalah tersebut
Setiap orang mempunyai pola
pikir berbeda. Akan tetapi, apabila setiap orang mampu berpikir secara kritis,
masalah yang mereka hadapi tentu akan semakin sederhana dan mudah dicari
solusinya. Oleh karena itu, manusia diberikan akal dan pikiran untuk senantiasa
berpikir bagaimana menjadikan hidupnya lebih baik, tentram dan mampu menjalani
semua masalah sepelik apapunyang diberikan kepadanya.
Banyak orang yang cenderung
malas untuk memikirkan penyelesaian masalah yang sedang mereka hadapi atau
menghindar dari persoalan tersebut. Mereka menganggap hal itu adalah cara yang
paling efektif untuk membuat mereka tenang. Akan tetapi, mereka sebenarnya
merasa resah karena solusi dari masalah tersebut belum mereka dapatkan.
Seseorang yang senantiasa
menggunakan akal pikirannya sesuai dengan tuntunan Allah diantaranya
menunjukkan sikap sebagai berikut.
1. Mengingat Allah setiap saat.
2. Berpikir positif dan menyadari bahwa
dibalik semua kejadian pasti memiliki hikmah sehingga tidak ada yang sia-sia
3. Meyakini bahwa Allah telah mengatur segala
ciptaanya demi kesejahteraan manusia
4. Memilih yang terbaik berdasarkan hasil
musyawarah
5. Selalu mengambil hikmah dan pelajaran
dalam setiap kejadian yang dialami
6. Senang berbuat baik untuk sesama manusia
7. Rajin melaksanakan salat
8. Meyakini akan adanya kehidupan akhirat
Beberapa ciri orang yang
memiliki perilaku suka berpikir kritis antara lain sebagai berikut.
1. Menanggapi atau
memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuh pertimbangan
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS Al Hujarat : 6)
2.
Bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
3.
Dapat menelaah atau menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis
4.
Berani menyampaikan kebenaran meskipun berat dirasakan. Al Qur’an menyatakan
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar.” (QS Al Ahzab : 70)
Artinya : “kecuali orang yang beriman dan beramal sholeh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.” (QS Al Asr : 3)
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS Al Maidah : )
5.
Bersikap cermat, jujur dan ikhlas karena Allah, baik dalam mengerjakan
pekerjaan yang bertalian dengan agama Allah maupun dengan urusan duniwi
6.
Kebencian terhadap suatu kaum tidak mendorongnya untuk tidak berbuat jujur atau
tidak berlaku adil
7.
Adil dalam memberikan kesaksian tanpa melihat siapa orangnya walaupun akan
merugikan diri sendiri, sahabat dan kerabat.
8.
Keadilan ditegakkan dalam segala hal karena keadilan menimbulkan ketentraman,
kemakmuran dan kebahagiaan. Ketidak adilan hanya akan menimbulkan hal
sebaliknya
4.
Mengendalikan Diri
Manusia diberi akal dan
hawa nafsu oleh Allah SWT, dua hal inilah yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya sehingga manusia disebut makhluk paling sempurna. Seringkali
hawa nafsu membawa seseorang cenderung ke arah keburukan sehingga setiap orang
harus mampu mengendalikannya. Hawa nafsu dapat membawa kebaikan selama ia mampu
diarahkan, tetapi akan menjerumuskan kepada kejahatan bila dibiarkan tanpa arah
yang jelas.
Artinya : “Maka pernahkah engkau meelihat orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai tuhannya? Dan Allah membiarkannya sesaat berdasarkan ilmu-Nya
dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan
atas penglihatannya. Maka siapakah yang akan memberikan petunjuk setelah Allah
(membuarkan sesat). Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.” (QS Al Jasiyah
: 23)
Banyak orang yang
meninggalkan petunjuk yang baikdan menuruti kemauan hawa nafsunya dan
menjadikannya sabagai tuhan yang ditaati selain Allah. Betapa tidak, karena apa
saja yang diinginkan oleh hawa nafsu tersebut dia akan segera lakukan tanpa
malu dan segan sehingga tidak takut untuk melakukan kejahatan dan kezaliman.
Mereka tidak takut kepada Allah, apalagi kepada sesamanya. Mereka tidak
memikirkan akibat dari perbuatan yang telah dilakukannya
Orang yang menurut hawa
nafsunya sangat dimurkai oleh Allah dan disamakan dosa dan bahayanya
orang-orang yang menyembah berhala dan memuja benda-benda yang ada dibumi.Nafsu
mengandung ketertarikan sahwat untuk mencari kelezatan jasamani dan rohani
sehingga mudah menerima godaan dan bujukan setan. Nafsu manusia ada tiga macam
yaitu sebagai berikut.
1. Nafsu amarah yaitu nafsu yang menyuruh
kepada keburukan
2. Nafsu lawanah yaitu nafsu yang suka
mencela atau mengecam
3. Nafsu mutmainnah ayitu nafsu yang tenang
dan tentram
Apabila nafsu manusia
mengikuti sahwatnya, inilah yang disebut nafsu amarah. Apabila nafsu itu telah
melakukan hal yang buruk , hadirlah nafsu lawamah yang mencela dan mencaci
perbuatan buruk yang dilakukannya karena mengikuti nafsu sahwatnya. Apabila
nafsu itu telah menyesalatas perbuatan jahat yang dilakukannya, perasaan itu
timbul dari nafsu mutmainah . Didalam surat Al Baqarah : 169 Allah berfirman
Artinya :“Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji.
Dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.”(QS Al Baqarah :
169
Allah berfirman dalam surat
lainnya:
Artinya : “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena
sesungguhnya itu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh tuhanku. Sesungguhnya tuhanku maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS
Yusuf : 53)
Hadis
nabi Muhammad SAW menyatakan yang artinya : “Orang yang kuat bukanlah orang
yang jagoan dalam gulat, namun orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan
dirinya ketika marah.” (HR Muttafqun Alaih)
Berikut ini adalah beberapa
perilaku yang dapat melatih diri kita agar mampu bersikap mengendalikan diri
1. Tidak suka mengolok-olok dan berburuk
sangka kepada orang lain
2. Tidak iri dan dengki
3. Tidak sombong
4. Tidak kikir dan pelit
5. Tidak tamak
6. Tidak memfitnah
7. Tidak melakukan kejahatan
8. Ikhlas
9. Sabar
10. Suka berkorban
11. Pandai bersyukur
12. Mau bertobat dan mengadakan perbaikan
13. Mampu mengendalikan hawa nafsu
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi
dari bahasan “AKHLAK TERPUIJI” diatas dapat disimpulkan bahwa :
Tobat
adalah proses menyadari kesalahan yang telah diperbuat dan berupaya sekuat hati
untuk tidak melakukannya kembali atau permohonan ampun kepada Allah SWT atas
kesalahan (kekhilafan) dan atas perbuatan dosa yang telah dilakukannya
Syarat
Tobat
v Menyesal
v Memohon Ampun
v Tidak mengulangi
lagi
Raja’’ialah
mengharap keridhanan Allah SWT dan rahmat-Nya.
Sikap
Raja’ melahirkan sikap
v Optimis
v Dinamis
v Berpikir kritis
v Pengendalian Diri
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama Islam
untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Abdullah. Pelita Penuntun Belajar Kreatif
Agama Islam SMA. Bogor: CV ARYA DUTA.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusFree Bet Baccarat - No Download & No Registration
BalasHapusFree Bet Baccarat 바카라사이트 is a 카지노 popular card game. Players can try playing baccarat on their mobile device, while also playing against computer opponents. Learn the 1xbet korean rules of